Kingdom (Animalia)
Phylum (Chordata)
Class (Mamalia)
Ordo (Perissodactyla)
Family (Tapiridae)
Genus (Tapirus)
Spesies (Tapirus indicus)
Catatan
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Perissodactyla
Famili : Tapiridae
Genus : Tapirus
Spesies : Tapirus indicus
Ciri Morfologi : Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia. Tapir dewasa bisa mempunyai panjang tubuh sampai 225 cm. Bentuk tubuh lainnya yang menjadi ciri khas tapir adalah hidungnya yang memanjang menyerupai belalai pendek. Hidung ini selalu didekatkan ke tanah pada saat berjalan. Tapir lebih mengandalkan penciuman dan pendengaran dalam menjalani kehidupannya. Beberapa ahli menyatakan bahwa hewan ini mempunyai penglihatan yang lemah. Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga.
Habitat : Tapir umumnya dijumpai pada hutan dataran rendah, tetapi beberapa catatan menunjukkan kehadirannya pada daerah sampai ketinggian 2000 m, seperti di Gunung Tujuh (Taman Nasional Kerinci Seblat). Tapir bisa dijumpai di hutan primer, sekunder, campuran, kebun karet. Beberapa catatan menunjukkan kehadirannya di kebun sawit dan melintasi pemukiman penduduk ataupun kamp petugas di PHPA.
Persebaran : Sebaran tapir di Asia Tenggara meliputi bagian selatan Burma, Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia dan Indonesia. Bukti-bukti paleontologis menunjukkan bahwa dahulunya sebaran tapir meliputi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun saat ini di Indonesia, tapir hanya bisa dijumpai di Sumatra, itupun hanya pada bagian selatan Danau Toba sampai ke Lampung. Hanya ada satu catatan keberadaan tapir di bagian utara Danau Toba yaitu di Pangkalan Berandan.
Peranan : meningkatkan jumlah makanan bagi spesies lain. Tapir juga disebut sebagai satwa pemencar biji, karenanya kebiasaan makan tersebut memberi peran besar terhadap regenerasi hutan.
Status Konservasi : Status dilindungi di Thailand, Malaysia dan Indonesia, yang ditujukan pada pembunuhan tapir dengan sengaja tapi tidak ditujukan pada isu hilangnya habitat, telah membatasi pemulihan atau menjaga polulasi tapir. Populasi Tapir Asia di Lembaga Konservasi ex-situ di Indonesia tercatat sebanyak 17 ekor yang tersebar di Taman Margasatwa Ragunan, Taman Safari Cisarua, Taman Safari Prigen, Kebun Binatang Gembira Loka dan Kebun Binatang Taman Sari Bandung. Populasi yang terdapat di alam belum diketahui, tetapi diduga terus menurun.
Meyra Rahmatillah
Member